Narator:
Suatu ketika, ada sebuah desa yang penuh dengan orang-orang beragam bernama “Desa Bhinneka.” Mereka semua hidup dalam harmoni, rukun satu sama lain, dan selalu tertawa bersama saat berkumpul.
(Kita melihat lima orang muda sedang bermain Rangku Alu bersama: Dahlan, Tirta, Maharati, Lalo, dan Filiyana. Salah satu dari mereka tersandung tongkat dan jatuh, menyebabkan semua orang tertawa.)
Narator:
Lima orang ini adalah sahabat karib. Dahlan, Tirta, Maharati, Lalo, dan Filiyana berasal dari tempat dan latar belakang yang berbeda, namun mereka tetap bersatu. Mereka berkumpul, bermain, dan menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan mereka.
Transisi ke malam hari.
Narator:
Namun saat malam tiba, sesuatu yang tidak terduga terjadi...
(Sebuah kapal besar turun dari langit, bersinar dengan garis-garis berwarna, mendarat di dekat desa. Kelima teman dan para penduduk desa ketakutan.)
(Gerbang kapal terbuka, memperlihatkan pasukan yang seragam, semuanya tampak identik, dipimpin oleh sosok jahat: Solo.)
Solo:
"Lihat kekacauan ini. Aku tidak percaya ada orang yang hidup seperti ini."
(Dahlan maju, marah.)
Dahlan:
"Siapa kau? Apa yang memberimu hak untuk memasuki desa kami tanpa izin?"
Solo (tersenyum menyeringai):
"Salam, orang-orang yang tersesat. Aku sudah melihat desamu, dan aku harus mengakui, aku sedikit terkesan. Namun, kalian semua bertahan hidup dengan semua... ketidaksempurnaan yang konyol ini."
Filiyana (dengan marah):
"Apa maksudmu dengan ketidaksempurnaan?"